Jumat, 08 April 2016

Cerita Inspirasi: Kisah Tempayan Retak


Seorang petani membeli dua buah tempayan untuk membawa air ke rumahnya. Sayangnya, satu tempayan berlubang di bagian bawah. 


Petani itu tidak mempermasalahkan kebocoran tempayan. Ia tetap menggunakannya untuk membawa air dari sumber air ke rumahnya.


Tempayan yang tidak bocor selalu mengejek tempayan yang retak itu. Setiap kali air merembes lewat retakan, tempayan yang tidak bocor menertawakannya dengan penuh kebanggaan.


Suatu hari, tempayan retak tidak tahan lagi. Ia merasa dirinya tidak berguna. Setiap kali Petani membawa air ke rumahnya, terlalu banyak yang menetes di jalan. Akibatnya yang tersisa setelah sampai di rumah hanya sedikit saja. Tempayan retak meminta Petani membuangnya saja.


Petani hanya tersenyum dengan bijak.
"Apakah kau melihat jalan yang kita lewati?" kata Petani.


Mereka lalu menelusuri jalan yang biasa dilewati saat mengambil air. Ada banyak bunga indah di sepanjang jalan.
"Apakah kau melihatnya? Air yang kau teteskan setiap melewati jalan ini telah menumbuhkan bunga-bunga yang indah."
Sebenarnya, ketika mengetahui tempayannya bocor, Petani tidak menyerah. Ia menaburkan bibit bunga di sepanjang tepian jalan. Setiap hari air yang menetes dari tempayan retak telah menyiraminya sehingga bunga-bunga itu tumbuh subur.


Tempayan retak kini mengerti. Walaupun ia mempunyai kelemahan, bukan berarti dirinya tidak berguna. 

Moral of the story: Meskipun kita mempunyai kekurangan (siapa sih yang tidak?) kita tidak seharusnya terus menerus bersedih. Kita masih dapat menjadi orang yang berguna dengan segala kelemahan kita.

---o0o---
Load disqus comments

0 komentar